Bravo Timnas Indonesia
Senin, 20 Desember 2010 | 02:31 WIB
Pendukung tim nasional Indonesia merayakan kemenangan setelah tim nasional mereka mengalahkan Filipina 1-0 pada pertandingan semifinal Piala Suzuki AFF 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/12). Dengan kemenangan itu, Indonesia akan berhadapan dengan tim nasional Malaysia pada pertarungan final tanggal 26 dan 29 Desember.
Lambaian tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, lompatan kecil Ny Ani Yudhoyono di tribune VIP, serta luapan kegembiraan sekitar 85.000 pendukung Indonesia di stadion ditambah jutaan pemirsa televisi melengkapi kegembiraan Firman Utina dan kawan-kawan di lapangan.
Indonesia secara perkasa lolos ke final dengan rekor sempurna, menang lima kali dari tiga partai penyisihan grup dan dua pertandingan tandang dan kandang di semifinal.
Gonzales, pemain naturalisasi, memperlihatkan tidak salah kalau PSSI bersusah payah mendapatkan kewarganegaraan Indonesia baginya di hari-hari terakhir menjelang bergulirnya Piala Suzuki AFF. Pemain kelahiran Montevideo, Uruguay, ini akhirnya membuktikan kepiawaiannya di kotak penalti sebagai goal getter ulung.
Dalam pertemuan pertama, Gonzales juga merobek gawang Filipina lewat sundulan. Indonesia akhirnya lolos ke partai puncak menghadapi Malaysia dengan kemenangan agregat gol, 2-0, atas Filipina.
Seusai pertandingan semalam, para pemain berpelukan sebelum melakukan lap of honour sebagai bentuk terima kasih atas dukungan penonton yang menghadirkan atmosfer luar biasa di stadion. Bahkan, ofisial dan pemain Filipina ikut memberikan aplaus kepada penonton sebelum masuk ruang ganti.
”Kami ingin mengucapkan terima kasih pada dukungan penonton yang luar biasa,” kata Firman Utina, kapten tim Indonesia.
Pelatih Indonesia Alfred Riedl mengatakan, pertarungan di final bakal berlangsung sulit, ketat, dan berimbang. ”Ini akan jadi final yang sulit di antara dua tetangga. Peluang kami 50 persen, sementara 50 persennya untuk Malaysia. Kami memang pernah menang 5-1, tetapi laga itu sebenarnya berimbang. Pada 24 Desember kami akan berangkat ke Malaysia, tetapi malam ini juga kami mulai bersiap,” papar pelatih asal Austria ini.
Laga final pertama akan digelar pada 26 Desember di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Indonesia untuk pertama kalinya akan bertanding di kandang lawan, di tengah tekanan pendukung Malaysia. ”Tetapi kami tidak takut. Saya kira suporter Indonesia lebih galak (dibanding Malaysia). Kami sudah terbiasa menghadapi hal itu. Kami tidak takut. Kami bertekad untuk juara,” ujar Firman.
Seperti dijanjikan Riedl sebelum laga, tim asuhannya bakal tampil menyerang. ”Ini pertandingan yang berat, laga yang tidak bagus buat kesehatan jantung. Lawan memang sangat sulit dihadapi, terutama set piece mereka,” ujar Riedl.
Riedl membuat perubahan strategi dengan membangkucadangkan Irfan Bachdim dan menggantikannya dengan Yongki Ariwibowo, berpasangan dengan Cristian Gonzales sebagai striker. Ini adalah satu-satunya perubahan skuad yang dilakukan Riedl dari tim pada semifinal pertama.
Laga memasuki menit ke-11, Indonesia yang kini bertindak sebagai tuan rumah mendapatkan peluang. Gonzales terlepas di kotak penalti setelah mendapatkan umpan terobosan Yongki. Gonzales berusaha melewati kiper Neil Etheridge, tetapi kiper Fulham itu berhasil merebut bola dari Gonzales. Sembilan menit kemudian, Gonzales kembali mendapatkan peluang, tetapi sundulannya diantisipasi Etheridge.
Setelah membuang setidaknya lima peluang, Gonzales akhirnya berhasil memecah kebuntuan menit ke-43. Gonzales menguasai bola di luar kotak penalti dan mendapatkan kesempatan untuk menendang. Tendangan pertamanya dapat diblok bek Filipina.
Bola memantul kembali ke arah Gonzales yang langsung melepaskan tendangan melengkung dari jarak sekitar 20 meter melewati jangkauan Etheridge. Gol itu membuat sekitar 85.000 suporter yang memadati Gelora Bung Karno meledak dalam kegembiraan.
Filipina tidak menyerah begitu saja. Meski terus mendapat tekanan pada babak kedua, mereka berhasil mendapatkan peluang, terutama lewat umpan satu dua (set pieces).
Filipina mendapatkan peluang dari cara ini pada menit ke-15 setelah Alexander Borommeo bisa menyundul bola dari depan mulut gawang. Beruntung sundulannya melambung di atas mistar gawang Indonesia.
Pelatih Filipina Simon McMenemy mengatakan, ia masih terkesima dengan atmosfer Gelora Bung Karno yang luar biasa. ”Sungguh fans yang luar biasa. Ini adalah pengalaman yang menakjubkan,” katanya.
Menurut Riedl, pemainnya grogi pada babak kedua melawan Filipina sehingga banyak melakukan kesalahan. Para pemain Merah-Putih memang terlihat panik, terutama sekitar 30 menit terakhir pertandingan. Mereka melakukan banyak kesalahan umpan, pelanggaran yang tidak perlu, serta membuang-buang bola yang memberi peluang ke Filipina melakukan set pieces.
”Pemain terlihat grogi pada babak kedua, banyak melakukan kesalahan individu. Sayangnya, kami tidak bisa mencetak gol kedua yang bakal membuat laga lebih mudah,” ujar Riedl.
Ia menandaskan, menghadapi Malaysia di partai final, hal itu tidak boleh terulang lagi. ”Para pemain harus bisa mengendalikan diri. Mereka tidak boleh lagi grogi dan tegang melawan Malaysia di final. Pemain harus bisa mengontrol hal ini,” katanya.
Riedl mengaku belum bisa berkomentar banyak soal tim Malaysia saat ini. ”Kami sudah melihat Malaysia lawan Vietnam, tetapi kami belum bisa mempelajari lebih banyak karena selama ini kami fokus untuk menghadapi Filipina,” kata Riedl.
Sumber dari Kompas
bachdim dan kim kurniawan saling puji http://goo.gl/pS2Vx
BalasHapusindonesia
BalasHapus